Analisis
Penyebab Bogor Menjadi Kota Termacet di Indonesia dan Solusinya
Latar
Belakang
Kota
Bogor secara administrasif terletak di ujung barat provinsi Jawa Barat. Lokasi
yang sangat dekat dengan Jakarta sebagai ibukota negara membuat pembangunan di Kota
Bogor sangat pesat. Kota ini juga dijadikan kota satelit untuk menopang
aktivitas di ibukota, maka dari itu tidak heran jika Bogor merupakan salah satu
penyumbang sumberdaya manusia terbesar di Kota Jakarta bersanding dengan Kota
Bekasi.
Selain
itu, Kota Bogor juga merupakan kota wisata dengan maskot utamanya yaitu Kebun
Raya Bogor. Banyak wisatawan datang berlibur ke kota ini bahkan menurut data
dari Pemerintah Kota Bogor sekitar 10 ribu mobil masuk Kota Bogor setiap akhir
pekan. Volume wisatawan yang besar ini menjadi peluang untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Bogor.
Namun
saat ini kota Bogor sedang hangat diperbincangkan di media masa dunia karena
survey yang dilakukan oleh aplikasi lalu lintas populer yaitu waze. Hasil dari
survey tersebut menobatkan Kota Bogor menjadi kota paling macet di Indonesia mengalahkan
Jakarta, Bekasi yang selama ini identik dengan kemacetan. Tidak hanya sampai
situ, ternyata Kota Bogor juga menjadi kota dengan tingkat kemacetan nomor 2 di
dunia setelah kota Cuba di Filipina.
Hal
ini menjadi tamparan keras bagi masyrakat kota Bogor pada umumnya dan Pemerintah
Kota Bogor pada khususnya sebagai pembuat regulasi lalu lintas di kota ini. Slogan
“Bogoh ka Bogor” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Cinta ke Bogor” seharusnya
menjadi penggugah untuk membangun kota ini terutama pada sistem transportasi.
Sumber Masalah
Menurut
saya penyebab utama kemacetan di Kota Bogor yaitu belum tertatanya moda
transportasi. Hal ini merupakan rantai panjang yang menyebabkan timbulnya
masalah lain misalnya terlalu banyaknya moda angkutan kota dan pola pikir
masyarakat yang cenderung menggunakan kendaraan pribadi.
Kota
Bogor selain dijuluki kota hujan juga dijuluki kota sejuta angkot. Hal ini sangat
wajar apabila kita melihat langsung di jalanan yang sebagian besar di dominasi
oleh angkot. Tingkat pertumbuhan jalan raya dan pertumbuhan jumlah angkot
seakan tidak sebanding, oleh karena itu jalan seakan penuh sesak oleh angkot.
Lebih parahnya lagi, jumlah angkot seringkali lebih banyak daripada julah
penumpangnya. Oleh karena itu tidak heran angkot rata-rata hanya mengangkat 2-3
penumpang sekali jalan. Banyaknya jumlah angkot dibanding jumlah penumpang
terkadang membuat supir angkot menghalalkan segala cara untuk menarik penumpang
misalnya ngetem di tempat yang tidak
semestinya sehingga menghalangi arus jalan dan menyebabkan kemacetan.
Masyarakat yang cenderung menggunakan
kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum juga memperparah keaadaan ini.
Volume angkot ditambah volume kendaraan pribadi di jalan sangat berkontribusi
menambah kemacetan. Hal ini menurut saya karena ketidak nyamanan para penumpang
dalam hal menggunakan kendaraan umum. Ketidak nyamanan yang disebut bisa berupa
ongkos yang terlalu mahal, jarak
tempuh yang lama, dan suasana di dalam angkutan umum seperti panas.
Solusi
Dari
analisis permasalahan yang saya buat diatas, berikut adalah solusi yang dapat
dipakai untuk setidaknya mengurangi kemacetan di Kota Bogor.
1.
Membuat
Transportasi Masal
Angkutan
masal seperti kereta api atau bus sudah sangat mutlak diperlukan oleh Kota
Bogor terutama pada jalan-jalan utama karena selain mengurangi kemacetan juga
moda transportasi ini akan ramah lingkungan. Sekali jalan menempuh jarak yang
jauh, bus ataupun kereta bisa memuat puluhan maupun ratusan orang.
Selain
itu moda transportasi ini juga dikenal tepat waktu dan lebih nyaman dibandingkan
dengan angkutan umum. Moda transportasi ini bisa dilengkapi pendingin ruangan.
Lebih
jauh lagi, moda transportasi ini akan jauh lebih murah dibandingkan moda
transportasi umum. Saya menyarankan pemerintah untuk mencontoh moda
transportasi transjakarta yang terintegrasi dengan semua koridor. Cukup dengan
Rp.3500 kita sudah bisa mengelilingi Jakarta. Hal itu sangat baik apabila
diaplikasikan di Kota Bogor ini.
Dengan
adanya transportasi masal yang murah, tepat waktu dan nyaman menurut saya akan
menarik ribuan pengguna moda transportasi pribadi untuk beralih ke angkutan
umum. Oleh karena itu transportasi masal adalah cara paling efektif untuk
menurunkan tingkat kemacetan di Kota Bogor.
2.
Memahalkan
Tarif Parkir
Sistem
ini membuat para pengguna kendaraan pribadi berfikir dua kali jika melakukan
perjalan menggunakan kendaraan ke jalan-jalan utama yang banyak di dominasi
pusat perbelanjaan. Hal ini akan memaksa mereka untuk beralih ke kendaraan umum
yang jauh lebih nyaman.
3.
Memberikan
Pelatihan yang berkelanjutan Berupa Soft Skill dan Penyuluhan Kepada Para Supir
Angkot
Dengan
adanya transportasi masal beresiko untuk mematikan sumber penghasilan utama
para supir angkutan umum dan meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan di
Kota Bogor. Namun pemerintah Kota dapat menanggulanginya dengan cara membuat
mantan supir angkot tersebut menjadi pegawan di transportasi masal. Misalnya
satu bus berisi 3 pegawai yang merupakan mantan supir angkot, 1 orang menjadi
supir dan 2 orang lain menjadi petugas keamanan ataupun informasi. Dengan cara
tersebut, para mantan supir angkutan umum bisa mendapatkan penghasilan yang
tetap dan lebih banyak dibandingkan profesi sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar