Selasa, 01 November 2016

Analisis Penyebab Bogor Menjadi Kota Termacet di Indonesia dan Solusinya

Latar Belakang
Kota Bogor secara administrasif terletak di ujung barat provinsi Jawa Barat. Lokasi yang sangat dekat dengan Jakarta sebagai ibukota negara membuat pembangunan di Kota Bogor sangat pesat. Kota ini juga dijadikan kota satelit untuk menopang aktivitas di ibukota, maka dari itu tidak heran jika Bogor merupakan salah satu penyumbang sumberdaya manusia terbesar di Kota Jakarta bersanding dengan Kota Bekasi.
Selain itu, Kota Bogor juga merupakan kota wisata dengan maskot utamanya yaitu Kebun Raya Bogor. Banyak wisatawan datang berlibur ke kota ini bahkan menurut data dari Pemerintah Kota Bogor sekitar 10 ribu mobil masuk Kota Bogor setiap akhir pekan. Volume wisatawan yang besar ini menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bogor.  
Namun saat ini kota Bogor sedang hangat diperbincangkan di media masa dunia karena survey yang dilakukan oleh aplikasi lalu lintas populer yaitu waze. Hasil dari survey tersebut menobatkan Kota Bogor menjadi kota paling macet di Indonesia mengalahkan Jakarta, Bekasi yang selama ini identik dengan kemacetan. Tidak hanya sampai situ, ternyata Kota Bogor juga menjadi kota dengan tingkat kemacetan nomor 2 di dunia setelah kota Cuba di Filipina.
Hal ini menjadi tamparan keras bagi masyrakat kota Bogor pada umumnya dan Pemerintah Kota Bogor pada khususnya sebagai pembuat regulasi lalu lintas di kota ini. Slogan “Bogoh ka Bogor” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Cinta ke Bogor” seharusnya menjadi penggugah untuk membangun kota ini terutama pada sistem transportasi.
Sumber Masalah
Menurut saya penyebab utama kemacetan di Kota Bogor yaitu belum tertatanya moda transportasi. Hal ini merupakan rantai panjang yang menyebabkan timbulnya masalah lain misalnya terlalu banyaknya moda angkutan kota dan pola pikir masyarakat yang cenderung menggunakan kendaraan pribadi.
Kota Bogor selain dijuluki kota hujan juga dijuluki kota sejuta angkot. Hal ini sangat wajar apabila kita melihat langsung di jalanan yang sebagian besar di dominasi oleh angkot. Tingkat pertumbuhan jalan raya dan pertumbuhan jumlah angkot seakan tidak sebanding, oleh karena itu jalan seakan penuh sesak oleh angkot. Lebih parahnya lagi, jumlah angkot seringkali lebih banyak daripada julah penumpangnya. Oleh karena itu tidak heran angkot rata-rata hanya mengangkat 2-3 penumpang sekali jalan. Banyaknya jumlah angkot dibanding jumlah penumpang terkadang membuat supir angkot menghalalkan segala cara untuk menarik penumpang misalnya ngetem di tempat yang tidak semestinya sehingga menghalangi arus jalan dan menyebabkan kemacetan.
Masyarakat yang cenderung menggunakan kendaraan pribadi dibanding kendaraan umum juga memperparah keaadaan ini. Volume angkot ditambah volume kendaraan pribadi di jalan sangat berkontribusi menambah kemacetan. Hal ini menurut saya karena ketidak nyamanan para penumpang dalam hal menggunakan kendaraan umum. Ketidak nyamanan yang disebut bisa berupa ongkos yang terlalu mahal, jarak tempuh yang lama, dan suasana di dalam angkutan umum seperti panas.
Solusi
Dari analisis permasalahan yang saya buat diatas, berikut adalah solusi yang dapat dipakai untuk setidaknya mengurangi kemacetan di Kota Bogor.
1.             Membuat Transportasi Masal
Angkutan masal seperti kereta api atau bus sudah sangat mutlak diperlukan oleh Kota Bogor terutama pada jalan-jalan utama karena selain mengurangi kemacetan juga moda transportasi ini akan ramah lingkungan. Sekali jalan menempuh jarak yang jauh, bus ataupun kereta bisa memuat puluhan maupun ratusan orang.
Selain itu moda transportasi ini juga dikenal tepat waktu dan lebih nyaman dibandingkan dengan angkutan umum. Moda transportasi ini bisa dilengkapi pendingin ruangan.
Lebih jauh lagi, moda transportasi ini akan jauh lebih murah dibandingkan moda transportasi umum. Saya menyarankan pemerintah untuk mencontoh moda transportasi transjakarta yang terintegrasi dengan semua koridor. Cukup dengan Rp.3500 kita sudah bisa mengelilingi Jakarta. Hal itu sangat baik apabila diaplikasikan di Kota Bogor ini. 
Dengan adanya transportasi masal yang murah, tepat waktu dan nyaman menurut saya akan menarik ribuan pengguna moda transportasi pribadi untuk beralih ke angkutan umum. Oleh karena itu transportasi masal adalah cara paling efektif untuk menurunkan tingkat kemacetan di Kota Bogor.

2.             Memahalkan Tarif Parkir
Sistem ini membuat para pengguna kendaraan pribadi berfikir dua kali jika melakukan perjalan menggunakan kendaraan ke jalan-jalan utama yang banyak di dominasi pusat perbelanjaan. Hal ini akan memaksa mereka untuk beralih ke kendaraan umum yang jauh lebih nyaman.

3.             Memberikan Pelatihan yang berkelanjutan Berupa Soft Skill dan Penyuluhan Kepada Para Supir Angkot

Dengan adanya transportasi masal beresiko untuk mematikan sumber penghasilan utama para supir angkutan umum dan meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Bogor. Namun pemerintah Kota dapat menanggulanginya dengan cara membuat mantan supir angkot tersebut menjadi pegawan di transportasi masal. Misalnya satu bus berisi 3 pegawai yang merupakan mantan supir angkot, 1 orang menjadi supir dan 2 orang lain menjadi petugas keamanan ataupun informasi. Dengan cara tersebut, para mantan supir angkutan umum bisa mendapatkan penghasilan yang tetap dan lebih banyak dibandingkan profesi sebelumnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar