Hidup di
Bawah Permukaan Laut
Sekilas mungkin ketika membaca judul
tulisan saya muncul pertanyaan “Bagaimana bisa hidup di bawah permukaan laut?
Kecuali kalau memang makhluk hidup itu bukan manusia atau karena memiliki
teknologi canggih yang digunakan untuk bisa bertahan hidup di bawah air”.
Adalah Belanda merupakan negeri yang sebagian besar wilayahnya berada di
bawah permukaan laut. Dikutip dari weekendnotes.com sekitar 2/3 dari wilayah
Belanda rentan terhadap banjir dengan 25% di bawah permukaan laut dan 50%
kurang dari 1m di atas permukaan laut. Ya, tulisan saya akan mengajak pembaca
sekalian untuk mengenal Belanda lebih dekat, membongkar rahasia Belanda dan apa
yang bisa kita pelajari dari negeri yang terkenal dengan 1000 kanal.
Kata lain dari Belanda adalah Netherland yang memiliki arti tanah rendah.
Terletak di Eropa bagian barat yang berbatasan langsung dengan Jerman, Belgia,
dan Laut Utara serta menjadi aliran muara-muara sungai yang ada di Eropa. Letak
yang sangat strategis ini membawa keuntungan tersendiri bagi Belanda salah satu
di antaranya yaitu sangat mudah untuk berkunjung ke negeri kincir angin, namun
di sisi lain hal ini membawa kerugian yang besar pula untuk Belanda. Pengalaman
teman saya yang telah lulus dari kuliah di Perancis menceritakan bahwa:
“Cuaca di Belanda cenderung lebih ekstrim kalau dibandingkan dengan
Perancis, karena memang letaknya lebih utara daripada negara Eropa lain
(kecuali Finlandia, Denmark, dan Eropa utara lainnya)”.
Ya tentunya hal ini membawa dampak buruk bagi kelangsungan hidup warga
negara Belanda. Berbatasan dengan Laut Utara tidak menutup kemungkinan Belanda
akan diserang ganasnya deburan ombak lautan yang setiap saat bisa
menenggelamkan Belanda. Seperti yang pernah dialami oleh Belanda,
banjir pada tahun 1953 telah menyebabkan ratusan warga Belanda meninggal
dan kerugian yang cukup besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar